Konveksi Adalah (Definisi Konveksi Lengkap)

Konveksi Adalah 

Pengertian Ilmiah Konveksi 

Menurut Sri Wening dan Sicilia Savitri (1994:128) konveksi adalah usaha di bidang busana jadi yang dibuat secara besar-besaran. Jadi, konveksi adalah perusahaan pakaian jadi yang dibuat secara besar-besaran. Dimana barang yang diproduksi dibuat berdasarkan ukuran standar S, M, L, dan XL dalam jumlah yang banyak. Busana jadi atau ready-to-wear (bahasa Inggris) dan Pret-a-porter (bahasa Perancis), tidak diukur menurut pemesan, melainkan menggunakan ukuran standar atau ukuran yang telah dibakukan.

Konveksi walaupun disebut sebagai perusahaan pakaian jadi dalam skala besar, seringkali dikategorikan kedalam industri kecil atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pembuatan pakaian dalam skala besar harus ditunjang oleh mesin dan peralatan yang memadai serta sistem produksi yang baik. Bank Indonesia (2017) menjelaskan alur proses produksi oleh industri kecil perusahaan konveksi adalah:

Gambar 1. Alur Proses Produksi Industri Kecil Perusahaan Konveksi

Sumber: (BI, 2007: Hal 17) 

Industri konveksi dalam penelitian Taufika dan Rahayu (2018) memiliki tiga aspek penting yaitu aspek input, proses dan output. Aspek input yang dimaksud meliputi bahan baku, bahan baku tambahan (penunjang), dan tenaga kerja. Aspek proses yang dimaksud meliputi proses produksi dari bahan mentah sampai barang jadi. Aspek output meliputi pemasaran atau penjualan dan tujuan wilayah penjualan. Industri konveksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengolahan dari bahan utama kain menjadi pakaian jadi.

Peluang dan Tantangan Konveksi 

Peluang konveksi saat ini cukup besar tetapi juga diikuti dengan ancaman yang perlu diwaspadai oleh pelaku usaha konveksi. Faruq (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan peluang usaha konveksi berasal dari permintaan konsumen akan produk/ desain yang baru semakin besar, banyaknya kaum muda saat ini sebagai konsumen, bertumbuhnya distro/ toko fashion sebagai peluang kerjasama, kreativitas desain semakin berkembang, dan tren fashion khususnya kaos selalu berubah. Sedangkan ancaman usaha konveksi berupa harga pesaing yang lebih murah, meningkatnya pesaing dalam industri sejenis, kondisi ekonomi yang fluktuaktif atau tidak stabil, harga bahan baku yang selalu meningkat, dan nama atau merek pesaing yang lebih dulu dikenal. 

Usaha konveksi saat ini memiliki tantangan yang besar. Kemajuan teknologi membuat persaingan antar pengusaha semakin ketat. Alimudin (2015) dalam penelitiannya menjelaskan penggunaan teknologi produksi dan pemasaran mempunyai pengaruh terhadap peningkatan daya saing produk konveksi. Penggunaan teknologi pemasaran seperti e-commerce melalui pengembangan website konveksi mampu meningkatkan jumlah pelanggan dan harga jual produk. Hal ini menegaskan bahwa pengaruh teknologi informasi sangat signifikan di dunia usaha konveksi saat ini.

Peran Konveksi Terhadap Perekonomian

Keterbatasan pemerintah dalam membuka lapangan kerja harusnya menjadi otokritik bagi pemerintah saat ini. Pemerintah harus segera mendorong terbukanya lapangan kerja baru melalui usaha-usaha yang didirikan oleh entrepreneur di negeri ini. Jiwa entrepreneur tidak serta merta muncul dengan sendirinya, tetapi perlu ada kondisi dan fasilitas yang mendukung untuk mengembangkan UKM. Salah satu UKM rintisan yang banyak muncul di DIY adalah usaha konveksi atau industri pembuatan pakaian. 

Konveksi baru banyak bermunculan di DIY karena peluang pasar di bidang sandang masih sangat luas. Kebutuhan sandang mencapai 7,5 kg per tahun setiap orangnya. Pemenuhan kebutuhan sandang tidak lepas dari adanya perusahaan konveksi untuk memproduksi sandang. Pemenuhan kebutuhan sandang Indonesia yang mampu dipenuhi oleh perusahaan lokal hanya mencapai 60% dari total kebutuhan. (Hadijah, 2015).

Konveksi tergolong dalam usaha kecil dan menengah. Di DIY keberadaannya sudah sangat lama. Terbukti dengan banyaknya sentra atau pusat konveksi, contohnya di Kauman, Kota Yogyakarta, di Condongcatur, Kabupaten Sleman dan di Brajan, Kabupaten Bantul. Pangsa pasar yang besar juga menimbulkan persaingan usaha yang ketat. Perkembangan teknologi terutama saluran pemasaran online menjadi tantangan baru bagi konveksi di DIY. Konveksi yang berusia muda umumnya memiliki kemampuan pemasaran online dibandingkan konveksi yang sudah lama.

Pemasaran online memungkinkan konveksi baru untuk bertahan dalam persaingan dengan budget pemasaran yang rendah dan biaya akomodasi untuk tempat yang rendah juga. Hal ini dikarenakan konveksi dapat beroperasi di daerah yang jauh dari akses jalan provinsi atau kabupaten tetapi memiliki pesanan yang kontinu. Persaingan yang ketat juga terjadi dalam ranah pemasaran online. Hal ini dapat mempengaruhi ketahanan ekonomi pengusaha konveksi online yang notabene didirikan oleh pemuda dalam mengembangkan bisnisnya.

Pengertian Umum Konveksi

Konveksi adalah perusahaan yang menyediakan jasa pembuatan pakaian jadi. Definisi tersebut umum digunakan di Indonesia. Setelah ditelusuri, penggunaan kata konveksi menurut Kamus besar Bahasa Indonesia tidak sejalan dengan pengertian yang beredar di masyarakat. Terjadi miskonsepsi dalam mengartikan kata konveksi. Bagaimana bisa?

Menurut KBBI konveksi diartikan sebagai 1. gerak udara, air atau cairan lain dengan arah vertikal 2. peristiwa gerakan benda cair atau gas karena perbedaan suhu dan tekanan. Yang dimaksud konveksi dalam pengertian umum di Indonesia tidak sejalan dengan definisi tersebut. Nah yang bener nih, konveksi yang dimaksud itu terletak pada penggunaan huruf f bukan v atau konfeksi.  

Menurut KBBI konfeksi adalah kata benda yang artinya pakaian dan sebagainya yang dibuat secara massal yang dijual dalam keadaan jadi, tidak diukur menurut pesanan, tetapi menurut ukuran yang sudah ditentukan. Jika digabungkan menjadi perusahaan konfeksi, maka artinnya perusahaan pakaian jadi. 

nah, jadi sudah jelas, jika hubungannya dengan industri pakaian jadi, maka yang bener menggunakan kata konfeksi bukan konveksi. Lebih lanjut, ternyata arti konfeksi itu sendiri mengearah pada perusahaan pakaian jadi, bukan perusahaan yang menerima order pakaian dengan ukuran sesuai dengan pesanan pelanggan. 

Pengertian Konfeksi di Luar Negeri 

Lanjut nih, bagaimana jika kata konfeksi ditelusuri menggunakan kamus bahasa inggris dalam hal ini menggunakan google translate dan oxford online? Menurut google translate kata konfeksi dapat dikonversi menjadi confection. Kata confection ketika ditranslate kembali ke bahasa indonesia memiliki penjelasan pakaian jadi. 

Ketika kata confection ditelusuri menggunakan kamus oxford online, tidak ditemukan definisi katanya. Maka penggunaan bahasa inggris untuk menjelaskan kata konfeksi dapat disimpulkan masih simpang siur. 

Dari ulasan diatas penulis mencoba menyimpulkan bahwa penggunaan kata yang tepat untuk menggambarkan perusahaan pakaian jadi adalah konfeksi bukan konveksi. Namun di kalangan masyarakat perusahaan pakaian lebih populer disebut konveksi yang jelas-jelas kata ini memiliki definisi ilmiah pada ilmu eksak atau IPA. 

Apa Saja yang dikerjakan Konveksi

Konveksi memiliki peralatan produksi yang banyak. Karena konveksi menerima pesanan dalam jumlah besar. Contohnya di Arto Konveksi. Proses produksi dikerjakan oleh beberapa divisi. Misal dalam pembuatan kemeja/PDL/PDH/Korsa prosesnya sebagai berikut:

1. Persiapan bahan. 

Bahan baku yang digunakan adalah kain. Divisi  yang mengurusi bagian ini adalah divisi purchasing dan pergudangan. Sedangkan diperlukan bahan lainnya berupa alat jahit. Alat jahit antara lain: Benang, kancing, kain keras, jarum, rit, dll. Alat jahit dibeli sesuai dengan kebutuhan baju. 

2. Membuat pola dan potong kain. 

Setiap baju dengan model berbeda memiliki pola potong yang berbeda. Jadi, setiap ada model baru yang mau diproduksi harus dibuatkan pola terlebih dahulu. Setelah itu kain dipotong dengan menggunakan mesin potong. 

3. Bordir. 

Bordir kemeja di konveksi menggunakan mesin bordir komputer. Di Arto Konveksi kami menggunakan mesin bordir komputer 12 kepala. Mesin tersebut bisa bordir 12 kemeja sekaligus dalam waktu bersamaan. 

Bordir lebih sering dilakukan setelah kain dipotong dan sebelum masuk proses jahit. Di bagian baju tertentu bordir bisa dilakukan setelah baju jadi. Contohnya bagian punggung atau dada. Pada dasarnya hal tersebut tergantung dari jenis mesin yang digunakan. 

4. Jahit. 

Divisi jahit di konveksi biasanya menggunakan sistem borongan. Dimana 1 orang penjahit mengerjakan baju dari bahan hingga jadi. Menjahit kemeja menggunakan mesin jahit biasa/lurus dan mesin obras. Sedangkan untuk kaos diperlukan  mesin overdeck dan mesin jahit rantai. Sebelum dijahit, bagian baju seperti kerah dan manset di press terlebih dahulu. Press dilakukan untuk menempelkan kain kerah pada bagian tersebut. 

5. Finishing. 

Divisi finishing membersihkan benang atau kain yang tidak dibutuhkan di baju. Divisi finishing biasanya juga memasang asesoris pada baju seperti kancing, badge, dll. 

Setelah itu baju yang sudah bersih di setrika dan dipacking. Untuk hasil yang maksimal konveksi umumnya menggunakan setrika uap. Selain panasnya yang merata, hasilnya tidak membuat pakaian menjadi meling karena kepanasan. 

----------******----------

Apa itu ARTO KONVEKSI

Anda mencari konveksi di Jogja?

ato anda mencari konveksi yang murah di Jogja?

ARTO KONVEKSI solusinya. 

CP       : 08563330071

email   : artokonveksi@gmail.com

twitter  : @artokonveksi
fb         : artokonveksi@yahoo.com 

REFERENSI ATAU DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, A., Sasono, A. D. 2015. “Peningkatan Daya Saing Produk Konveksi Usaha Kecil Berbasis IPTEK di Desa Tritunggal Kecamatan Babat Lamongan”. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM 2015, hal 64-68.

Bank Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK-Syariah) Usaha Konveksi Pakaian Jadi. Jakarta: Direktorat Kredit, BPR dan UMKM BI.

Faruq, M. A. & Usman, I. 2014. “Penyusunan Strategi Bisnis dan Strategi Operasi Usaha Kecil dan Menengah pada Perusahaan Konveksi Scissors di Surabaya”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 7, no. 3, Desember 2014, hal 173-198.

Hadijah S., Chumaidiyah E., Aisha AN. 2015. “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha CV. Arga Konveksi di Kota Depok, Ditinjau dari Aspek Pasar, Aspek Teknis, dan Aspek Finansial”. Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri Telkom University. e-Proceedingof Engineering: Vol.2, No.1 April 2015 | Page 906.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Balai Pustaka. 

Taufika, Y. D. dan Rahayu, S. 2018. “Kajian Pola Aliran Pada Industri Konveksi di Desa Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir”. EjournalTeknik Perencanaan Wilayah Kota (PWK), vol. 7, no. 1, Januari 2018, Hal 10-21.

Wening, S. dan Savitri, S. 1994. Dasar Pengelolaan Usaha Busana. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta.